Sabtu, 28 Juli 2012

Dualisme Dalam Quran


Ini yang dikatakannya

CSPI adalah sekelompok akademis yg membaktikan studi ilmiah mereka terhdp teks2 fondasi Islam — Quran, Sirat Rasulullah (biografi ttg Mohamad) dan Hadis (tradisi Islam). Ada dua area studi Islam; doktrin (teori) & sejarah serta hasilnya. CSPI mempelajari sejarah utk melihat hasil di lapangan dari doktrin tsb.
CSPI nampaknya adalah kelompok pertama yg menggunakan metoda statistik utk mempelajari doktrin tsb. Studi2 ilmiah terhdp Quran sebelumnya hanya mengutamakan studi bahasa Arab.
Prinsip pertama kami adalah bahwa Quran, Sirat & Hadis harus diambil sbg satu keseluruhan. Kami menyebutnya ‘Trilogi/Trinitas Islamik’ utk menekankan kesatuan teks2nya.

Dualisme adalah fondasi dan kunci untuk mengerti Islam

Hasil kesimpulan kami yg paling utama adalah bahwa DUALISME adalah fondasi dan kunci utk mengerti Islam. Islam selalu mengandung dua arti, dimulai dgn deklarasi pendiriannya: (1) tiada tuhan selain Allah dan (2) Mohamad adalah rasulNya. Oleh karena itu, Islam adalah Allah (Quran) DAN Sunnah (perkataan dan perbuatan Mohamad ditemukan dlm Sirat dan Hadis).
Orang tidak habis-habisnya membahas apakah islam agama damai ? Atau ideologi radikal ? Muslim moderat atau Bin Laden yg muslim asli ??

Dualisme/Kontradiksi dalam Al Qur'an

Utk mengerti logika Quran, kita harus melihat jumlah besar KONTRADIKSI yg dikandungnya. Dipermukaan, islam mengatasi dualisme itu dgn melakukan prinsip yg dinamakan “abrogasi”. Ini berarti bahwa ayat2 yg ditulis belakangan (versi Medinah) membatalkan ayat2 yg lebih dini (versi Mekah). Namun karena Quran dianggap pernyataan sempurna Allah, kedua versi Quran itu (baik versi Mekah maupun Medinah) dianggap benar dan sakral. Ayat belakangan dianggap “lebih baik,” namun ayat dini juga tidak dapat dikatakan salah, karena Allah dianggap sempurna. Inilah dasar2 DUALISME. Kedua versi adalah ‘benar.’ Kedua sisi yg kontradiktif ini dianggap benar dlm logika dualisme.
Contoh:
(Quran ayat Mekah) [73.10] Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
Namun dari ayat toleransi diatas itu, kami kini beralih ke ayat paling intoleran dimana tiba2 sang Pencipta Alam Semesta BENCI benar dgn kafir:
(Quran ayat Medinah) [8.12] ... Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
Logika Barat didasarkan pada hukum kontradiksi—kalau dua hal bertentangan (kontradiksi), maka paling tidak satu mestinya salah. Namun logika Islam adalah DUALISTIK; dua hal bisa saling kontradiksi dan keduanya benar.
Tidak ada sistim dualistis yg bisa diukur oleh satu jawaban. Inilah alasan mengapa argumen ttg mana Islam “yg benar” tidak akan pernah selesai, karena memang tidak ada satu jawaban.

Sistim Dualistis hanya bisa diukur dengan statistik

Contoh, mari kita lihat pertanyaan ini: apa sih sebenarnya jihad ? Perjuangan batin atau perang ?
Nah, mari kita lihat hadis Bukhari, karena ia berulang2 berbicara ttg jihad. Dlm Bukhari, 97% rujukan jihad adalah ttg perang dan 3% ttg perjuangan batin. JADI, jawaban statistiknya adalah jihad = 97% perang dan 3% = perjuangan batin. Apakah jihad = perang ? Ya—97%. Apakah jihad = perjuangan batin ? Ya—3%.
Jadi, dlm setiap argumen ttg Islam, jawabannya adalah selalu : kedua2nya benar. Kedua sisi dualisme itu betul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar